Pengenalan Sedimentologi
Salam kasih untuk para pembaca, seperti tulisan sebelumnya yang berjudul “Back To Basic”, kali ini saya akan mulai membahas tentang dasar-dasar tersebut, namun bahasan ini lebih mengarah seperti pengertian konsep, tapi akan dibahas dengan jelas, saya akan mencoba menuangkan apa yang saya dapatkan dengan cara yang lebih menyenangkan. Bayangkan anda sedang berbicara dengan teman anda, namun teman anda kali ini adalah halaman yang ada di depan kalian sekarang, menghayal adalah hal paling lumrah dalam dunia kami, dunia geologi, maka menghayallah.
Kali ini saya akan membahas tentang Pengenalan Sedimentologi dan Stratigrafi, sebelum membahas lebih dalam tentang sedimentologi maupun stratigrafi seharusnya kita memang mengetahui terlebih dahulu tentang dua hal ini, sebenarnya siapa dan apa ‘mereka’ itu. Menurut Gary Nichols pada tahun 1999 dalam bukunya menerangkan bahwa Sedimentelogi itu merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses keterbentukan, transportasi, dan pengendapan dari material yang akan terakumulasi sebagai sedimen baik di lingkungan darat, transisi, maupun laut, lalu selanjutnya akan membentuk batu sedimen. Sedangkan Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari batuan untuk menentukan urutan serta waktu dari kejadian geologi, dapat mencakup dari kurun waktu geologi maupun terminologi perkembangan dinamik lingkungan sedimen, beliau juga mengatakan bahwa catatan stratigrafi dari batuan sedimen merupakan dasar untuk mengetahui evolusi bumi, tektonik lempeng, serta perubahan iklim global.
1. Proses Pembentukkan Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada sebelumnya oleh kekuatan-kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan angin serta proses litifikasi, diagnesis, dan transportasi, maka batuan ini terendapkan di tempat-tempat yang relatif lebih rendah letaknya, misalnya: di laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula sediment merupakan batuan-batuan lunak,akan tetapi karean proses diagenesis sehingga batuan-batuan lunak tadi akan menjadi keras.
Proses diagnesis adalah proses yang menyebabkan perubahan pada sediment selama terpendamkan dan terlitifikasikan, sedangkan litifikasi adalah proses perubahan material sediment menjadi batuan sediment yang kompak. Proses diagnesis ini dapat merupakan kompaksi yaitu pemadatan karena tekanan lapisan di atas atau proses sedimentasi yaitu perekatan bahan-bahan lepas tadi menjadi batuan keras oleh larutan-larutan kimia misalnya larutan kapur atau silisium. Sebagian batuan sedimen terbentuk di dalam samudera. Bebrapa zat ini mengendap secara langsung oleh reaksi-reaksi kimia misalnya garam (CaSO4.nH2O). adapula yang diendapkan dengan pertolongan jasad-jasad, baik tumbuhan maupun hewan.
Batuan endapan yang langsung dibentuk secara kimia ataupun organik mempunyai satu sifat yang sama yaitu pembentukkan dari larutan-larutan. Disamping sedimen-sedimen di atas, adapula batuan sejenis batuan endapan yang sebagian besar mengandung bahan-bahan tidak larut, misalnya endapan puing pada lereng pegunungan-pegunungan sebagai hasil penghancuran batuan-batuan yang diserang oleh pelapukan, penyinaran matahari, ataupun kikisan angin. Batuan yang demikian disebut eluvium dan alluvium jika dihanyutkan oleh air, sifat utama dari batuan sedimen adalah berlapis-lapisdan pada awalnya diendapkan secara mendatar. Lapisan-lapisan ini tebalnya berbeda-beda dari beberapa centimeter sampai beberapa meter. Di dekat muara sungai endapan-endapan itu pada umunya tebal, sedang semakin maju ke arah laut endapan-endapan ini akan menjadi tipis(membaji) dan akhirnya hilang. Di dekat pantai, endapan-endapan itu biasanya merupakan butir-butir besar sedangkan ke arah laut kita temukan butir yang lebih halus lagi.ternyata lapisan-lapisan dalam sedimen itu disebabkan oleh beda butir batuan yang diendapkan. Biasanya di dekat pantai akan ditemukan batupasir, lebih ke arah laut batupasir ini berganti dengan batulempung, dan lebih dalam lagi terjadi pembentukkan batugamping(Katili dan Marks).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar